Banyak orang merasa bingung saat hendak menulis.
“Aku mau nulis, tapi mulai dari mana ya?”
Pertanyaan seperti ini sangat umum — bahkan penulis berpengalaman pun kadang mengalaminya. Salah satu penyebab kebuntuan adalah tidak adanya kerangka berpikir yang jelas sejak awal. Padahal, seperti membangun rumah, menulis juga memerlukan fondasi dan peta jalan. Kita butuh framework.
Artikel ini akan membantumu mengenali enam elemen penting yang bisa dijadikan pegangan sebelum mulai menulis. Elemen-elemen ini merujuk pada prinsip berpikir klasik: 5W + 1H — Why, What, Who, Where, When, How. Bukan aturan kaku, melainkan panduan untuk menulis dengan lebih terarah dan efisien.
1. Tentukan Tujuan Tulisan (Why)
Langkah pertama adalah menjawab pertanyaan:
“Saya ingin pembaca tahu atau merasa apa setelah membaca tulisan ini?”
Tujuan ini akan menentukan arah, nada, dan pendekatan tulisanmu. Misalnya:
- Ingin membujuk? Gunakan pendekatan argumentatif.
- Ingin menjelaskan sesuatu? Coba gaya expository.
- Ingin berbagi pengalaman? Pendekatan narrative atau reflective mungkin lebih tepat.
Tujuan yang jelas akan menjadi pondasi bagi setiap keputusan penulisan selanjutnya.
2. Pilih Jenis Tulisan (What)
Jenis tulisan berkaitan dengan apa yang ingin kamu sampaikan dan bagaimana kamu ingin menyampaikannya. Menentukan ini akan membantumu memilih nada, struktur, dan isi yang tepat.
Jenis | Tujuan | Contoh |
---|---|---|
Expository | Menjelaskan secara sistematis | “Apa Itu AI?” |
Argumentative | Meyakinkan atau membujuk | “Kenapa Ujian Nasional Perlu Dihapus?” |
Descriptive | Menggambarkan suasana atau objek | “Deskripsi Desa Masa Kecilku” |
Narrative | Menceritakan pengalaman pribadi | “Pengalaman Pertama Naik Kereta” |
Reflective | Berbagi pelajaran dan perenungan | “Apa yang Aku Pelajari dari Gagal Masuk PTN” |
Analytical | Mengupas suatu topik atau karya | “Analisis Tema Film ‘Inception’” |
Dengan jenis yang sesuai, tulisanmu akan lebih fokus dan mudah dipahami.
3. Tentukan Format atau Struktur Tulisan (How)
Setelah tahu tujuan dan jenis tulisan, pikirkan bagaimana menyusun isi tulisan secara logis dan mudah diikuti.
Struktur | Ciri Khas | Cocok Untuk |
---|---|---|
5 Paragraph Essay | 1 pembuka, 3 isi, 1 penutup | IELTS, TOEFL, esai pendek |
IMRaD | Introduction, Methods, Results, Discussion | Jurnal ilmiah, laporan penelitian |
Problem–Solution | Masalah → solusi | Argumentatif, proposal |
Compare–Contrast | Persamaan dan perbedaan | Artikel analisis atau evaluatif |
Chronological | Mengikuti urutan waktu | Narasi, autobiografi, cerita |
Inverted Pyramid | Info penting dulu, detail menyusul | Artikel berita atau rilis pers |
Sebagai contoh, struktur 5 Paragraph Essay cocok untuk pemula karena formatnya sederhana dan efektif:
- Paragraf 1: Pendahuluan dan tesis
- Paragraf 2–4: Tiga ide utama
- Paragraf 5: Kesimpulan
4. Sesuaikan Gaya Penyajian dengan Media (Where & How to Present)
Gaya penyajian memengaruhi cara pembaca menerima informasi. Ini sangat bergantung pada di mana tulisanmu akan diterbitkan dan untuk siapa.
Gaya Penyajian | Ciri Khas | Cocok Untuk |
---|---|---|
Listicle | Ringkas, poin-poin jelas | Blog populer, media sosial |
How-To Guide | Urut, langkah demi langkah | Tutorial, panduan praktis |
Cerita Pribadi | Naratif dan emosional | Reflektif, blog personal |
Format Q&A | Tanya-jawab, langsung ke inti | FAQ, konten edukatif interaktif |
Formal Struktural | Objektif, akademik, logis | Jurnal, tugas kuliah, esai formal |
Infografik | Visual, padat, to the point | Edukasi cepat, media sosial visual |
Pilih gaya yang sesuai dengan media tempat tulisanmu akan muncul, serta kebiasaan pembacanya.
5. Kenali Audiensmu (Who)
Mengetahui siapa yang akan membaca tulisanmu sangat penting agar kamu bisa menyesuaikan:
- Pilihan kata (sederhana atau teknis)
- Gaya bahasa (formal atau kasual)
- Panjang kalimat dan paragraf
- Kedalaman penjelasan
Menulis untuk siswa sekolah tentu berbeda dengan menulis untuk profesional. Semakin kamu mengenal audiensmu, semakin efektif pesan yang kamu sampaikan.
6. Susun Kerangka Sebelum Menulis (When → Sekarang, Sebelum Mulai)
Langkah ini sering dilewatkan, padahal menyusun kerangka atau outline bisa sangat menghemat waktu dan tenaga saat menulis.
Sebagai contoh:
Topik: Kenapa Menulis Itu Penting
- Pembuka: cerita pengalaman pribadi
- Poin 1: menulis sebagai alat berpikir
- Poin 2: menulis untuk menyampaikan ide secara jelas
- Poin 3: menulis bukan soal bakat, tapi latihan
- Penutup: ajakan untuk mulai menulis dari hal kecil
Outline ini berfungsi seperti blueprint — memberi arah dan struktur yang jelas sebelum kamu mulai merangkai kalimat.
Penutup
Menulis akan terasa lebih mudah ketika kamu tahu apa yang ingin ditulis, untuk siapa, dan bagaimana cara menyampaikannya. Framework ini tidak dimaksudkan sebagai aturan kaku, tetapi sebagai alat bantu yang bisa membuat proses menulis lebih lancar dan hasilnya lebih kuat.
Sebelum mulai, pastikan kamu sudah menjawab:
- Why – Apa tujuan tulisan ini?
- What – Jenis tulisan apa yang paling cocok?
- How – Format atau struktur apa yang akan digunakan?
- Where & How to Present – Akan dipublikasikan di mana, dan dengan gaya seperti apa?
- Who – Siapa yang akan membaca?
- When – Sudah siap outline sebelum menulis?
Dengan prinsip 5W+1H sebagai kompas, kamu bisa menulis dengan lebih percaya diri, lebih terarah, dan lebih efektif.