Outline Artikel
Menulis tidak punya satu rumus yang baku. Satu topik bisa dikembangkan dalam banyak arah — tergantung pada tujuan, audiens, dan gaya penyajian yang dipilih. Untuk membuktikannya, saya mencoba menulis satu topik: “framework menulis sebelum mulai membuat artikel atau esai”, dalam tiga pendekatan berbeda:
- Expository – menjelaskan secara sistematis
- Listicle – menyajikan poin-poin praktis
- Reflective + Informative – memadukan cerita pribadi dan pembelajaran
Catatan: Yang dibahas di sini adalah pendekatan penyajian, bukan jenis tulisan (seperti naratif atau argumentatif), dan bukan pula struktur teknis seperti 5 Paragraph Essay atau IMRaD.
Artikel ini akan membandingkan ketiga pendekatan tersebut — melihat karakteristiknya, kelebihan masing-masing, serta situasi terbaik untuk menggunakannya. Jika kamu sedang mencari gaya menulis yang cocok dengan dirimu, panduan ini bisa jadi titik awal yang berguna.
1. Expository — Runtut, Terstruktur, dan Netral
Pendekatan ini menyajikan gagasan secara sistematis dan bertahap. Fokusnya adalah memberi pemahaman utuh kepada pembaca.
Versi ini ditulis dengan gaya informatif, disertai subjudul yang membagi proses menulis menjadi bagian-bagian logis: mulai dari menentukan tujuan, mengenali jenis esai, hingga menyusun kerangka.
Baca contoh lengkapnya:
👉 Framework Dasar Menulis Artikel dan Esai
Gaya ini cocok digunakan ketika kamu menulis artikel edukatif, tutorial, atau materi pembelajaran yang membutuhkan penjelasan mendalam. Nada tulisannya cenderung netral dan objektif — tidak emosional, tapi tetap komunikatif.
2. Listicle — Ringkas, Praktis, dan Populer
Dalam versi ini, isi disajikan dalam bentuk daftar bernomor. Format ini sangat umum di blog, newsletter, dan media sosial — karena pembaca bisa langsung menangkap inti tanpa harus membaca panjang.
Baca contoh lengkapnya:
👉 6 Hal yang Wajib Kamu Pegang Sebelum Menulis Artikel atau Esai
Listicle menawarkan efisiensi. Gaya bahasanya ringan, langsung ke poin, dan enak dipindai. Pendekatan ini efektif saat kamu ingin menyampaikan informasi secara cepat dan jelas, tanpa terlalu banyak narasi atau konteks.
Sangat cocok digunakan untuk audiens yang menginginkan jawaban langsung atau ringkasan praktis yang bisa diaplikasikan segera.
3. Reflective + Informative — Cerita yang Mengandung Pembelajaran
Pendekatan ini membuka tulisan dengan kisah pribadi — lalu bertransisi ke pembelajaran yang bisa dipetik. Ini bukan sekadar curhat, tapi cara menyampaikan pengalaman sebagai jembatan menuju insight.
Baca contoh lengkapnya:
👉 Dari Bahasa Mesin ke Bahasa Manusia: Menemukan Cara Menulis yang Terstruktur
Nada tulisan ini lebih personal, terkadang rentan, tapi justru di situlah kekuatannya. Pendekatan ini menciptakan kedekatan emosional dengan pembaca — membuat mereka merasa “dia juga pernah di posisi saya”.
Gaya ini cocok untuk blog pribadi, artikel reflektif, atau storytelling edukatif yang bertujuan mengajak pembaca ikut merenung.
Tabel Perbandingan Pendekatan
Aspek | Expository | Listicle | Reflective + Informative |
---|---|---|---|
Tujuan | Menjelaskan secara menyeluruh | Menyampaikan poin-poin praktis | Membagikan pengalaman & insight |
Gaya Bahasa | Netral, formal ringan | Ringan, langsung ke inti | Personal, reflektif |
Struktur | Paragraf runtut dengan subjudul | Poin-poin bernomor | Narasi → insight → simpulan |
Kelebihan | Komprehensif, mendalam | Cepat dibaca, mudah diakses | Emosional, relatable |
Kapan digunakan | Edukasi, tutorial, artikel panjang | Blog ringan, media sosial, email | Blog pribadi, storytelling reflektif |
Waktu baca | Sedang–lama | Singkat | Sedang–lama |
Menemukan Gaya Menulismu Sendiri
Tiga pendekatan di atas membuktikan bahwa menulis adalah proses yang fleksibel. Kamu bisa menyampaikan ide yang sama dengan cara yang sangat berbeda — tergantung pada:
- Siapa yang akan membaca
- Di mana tulisan akan dipublikasikan
- Pesan seperti apa yang ingin kamu tekankan
Kalau kamu masih mencari gaya menulis yang cocok, cobalah menulis satu topik dalam beberapa format. Proses ini bukan hanya latihan teknis, tapi juga cara untuk mengenal gaya dan suara menulismu sendiri.
Pendekatan seperti expository, listicle, dan reflektif hanyalah sebagian dari berbagai kemungkinan yang ada. Bila kamu menggabungkan pilihan gaya ini dengan kerangka berpikir seperti 5W+1H — mulai dari tujuan tulisan (why), jenis tulisan (what), struktur (how), penyajian (where & how to present), audiens (who), hingga waktu dan kesiapanmu sendiri (when) — maka kamu sudah memegang fondasi menulis yang solid.
Tidak ada satu cara terbaik. Yang penting adalah kamu tahu kenapa kamu memilih satu cara tertentu. Dari sanalah, gaya menulismu akan tumbuh dan berkembang.