Dalam proses membangun blog ini, saya tidak hanya membahas soal tampilan dan fitur, tapi juga melakukan perencanaan matang mengenai deployment dan biaya operasional jangka panjang. Blog ini dibangun menggunakan Hugo dan tema PaperMod, yang ringan dan fleksibel.

Berikut ini adalah rangkuman pertimbangan dan strategi yang saya ambil, lengkap dengan simulasi biaya dan alternatif hosting.

Arsitektur Awal

Untuk versi awal, saya memilih arsitektur yang sederhana namun cukup scalable.

Komponen utama:

  • Konten ditulis dalam Markdown (.md) dan dikonversi ke HTML menggunakan Hugo.
  • Menggunakan tema PaperMod.
  • Dihosting di Azure Static Web Apps (paket gratis).
  • Gambar disimpan langsung di dalam folder Hugo (static/images/).

Estimasi awal kebutuhan:

  • 1 post = ±1 MB (Markdown + gambar)
  • Jika ada 100 post = sekitar 100 MB total konten

Untuk tahap awal, semua ini terasa cukup efisien dan praktis.

Evaluasi Kebutuhan dan Potensi Masalah

Namun, seiring pertumbuhan konten, beberapa batasan mulai muncul:

  • GitHub Repository punya batasan ukuran file (100 MB per file) dan total repo.
  • Azure Static Web Apps Free Tier hanya mendukung maksimal 250 MB konten.
  • Gambar bisa membengkak ukurannya, terutama jika ada post bergaya galeri.
  • GitHub Actions hanya gratis hingga 2000 menit/bulan — cukup, tapi bisa jadi hambatan saat build makin besar.

Dengan mempertimbangkan risiko-risiko ini, saya mulai memikirkan strategi yang lebih efisien untuk jangka panjang.

Strategi yang Saya Ambil

Solusinya: pisahkan konten dan aset berat.

  1. Markdown dan hasil build HTML tetap di Azure Static Web Apps
    File ini kecil (5–10 KB per post), build-nya cepat, dan gratis dideploy melalui GitHub Actions.

  2. Gambar dipindahkan ke Azure Blob Storage
    Dengan cara ini, ukuran repo GitHub tetap kecil dan storage bisa tumbuh secara terpisah. Contoh link gambar:
    https://namastorage.blob.core.windows.net/images/post-a/foto1.jpg

Strategi ini memberikan fleksibilitas lebih besar dan memisahkan antara “konten ringan” dan “aset berat”.

Simulasi Biaya

KasusJumlah PostSize per PostTotal SizeGitHubAzure StorageStatic App
Awal (Markdown + Gambar)101 MB10 MBGratisGratisGratis
Optimal (Markdown saja)10010 KB1 MBGratis±1 GB gambar = Rp1.000–2.000/blnGratis
Skala Besar (>250MB HTML)50010 KB5 MBPerlu LFS±5 GB gambar = Rp5.000–10.000/blnUpgrade ke tier berbayar

Perbandingan Alternatif Hosting

Berikut beberapa opsi hosting yang saya pertimbangkan:

OpsiKeunggulanKekuranganEstimasi Biaya
Azure Static Web (Free)Auto SSL, CI/CD, cepat dan ringanBatas 250MB total kontenGratis
Azure Blob Static SiteBisa simpan ratusan GB asetDeploy manual atau setup CI sendiri±Rp1.000–2.000/GB/bulan
Azure Static Web (Standard)SLA, staging slot, custom domain banyakBayar tetap meski trafik kecil±Rp140.000/bulan
GitHub PagesSangat cocok untuk markdown blogTidak ideal untuk gambar besarGratis
VPS / WordPressBebas kontrol, plugin, databasePerlu urus patching, keamanan, dsb±Rp50.000–200.000/bulan

Kapan Sebaiknya Upgrade?

Berikut beberapa tanda bahwa sudah waktunya mempertimbangkan opsi lebih serius:

  • Konten HTML melebihi 250 MB → pertimbangkan upgrade ke Azure Standard atau pindah ke Blob.
  • Gambar makin besar dan trafik tinggi → aktifkan Azure CDN atau cari hosting gambar khusus.
  • Mulai butuh backend seperti form, login, atau database → Hugo tidak cukup. Pertimbangkan headless CMS atau gabungan SSG + API.
  • Repo GitHub makin berat → pisahkan aset ke Blob atau aktifkan Git LFS.

Kesimpulan

Untuk saat ini, setup yang saya gunakan sangat efisien:

  • Markdown tetap ringan dan cepat di-deploy di Static Web App
  • Gambar ditangani terpisah via Blob Storage
  • Biaya bisa mendekati nol dan tumbuh secara bertahap tanpa migrasi platform besar-besaran

Jika kamu sedang membangun blog pribadi atau proyek kecil, strategi ini layak dipertimbangkan sebelum langsung loncat ke solusi besar yang mahal.

Hemat bukan berarti murahan. Justru, solusi yang efisien dan tepat sasaran bisa jadi lebih profesional.